Meski Penghasilannya Tergantung Dari Ngojek, Ojol Setuju Lockdown Tapi Ada Syaratnya
Feders-Wabah Covid-19 atau Corona virus terus menyebar di hampir semua negara, bahkan saat ini beberapa warna Indonesia sudah ada yang terinveksi virus baru tersebut.
Data terbaru yang dirilis oleh Pemerintah Indonesia, pertanggal 18 Maret 2020 total 227 kasus positif. Dari total kasus tersebut 19 meninggal dunia dan sembuh 11 orang.
Untuk mencegah penyebar virus supaya tidak bertambah banyak yang terinveksi, Pemerintah Daerah seperti di Jakarta membatasi aktivitas masayarakat.
Adapun tindakan yang diambil oleh Pemerintah DKI Jakarta dengan meliburkan sekolah-sekolah dan menutup tempat wisata.
Bahkan di beberapa negara sudah menerapkan lockdown menutup akses keluar masuk baik dari dalam maupun dari luar negaranya.
Lalu bagaimana jika Indonesia atau Jakarta diberlakukan lockdown, bagaimana nasib para pekerja lepas seperti Ojek Online (Ojol).
Beberapa pekerja Ojol ada yang setuju namun ada juga yang tidak setuju, salah satu driver Ojol yang keberatan jika Jakarta diberlakukan lockdown Bismo Ananto Aji.
Menurut pria yang akrab disapa Bismo ini, jika Jakarta sampai Lockdown, yang paling besar terkena dampaknya para pekerja Ojol.
"Kalau sampai lockdown Ojol paling parah terkena dampaknya, sekarang saja sekolah diluburkan dan tempat wisata ditutup dampaknya sangat terasa, penghasilan kami turun drastis," ujar Bismo kepada otojurnalisme, Kamis (19/03).
Meski keberatan, jika pemerintah terpaksa harus memberlakukan lockdown, pria yang juga aktif di salah satu komunitas motor ini akan mengikuti aturan pemerintah tapi ada syaratnya.
"Kalau memang harus lockdown ya kami harus terima, tapi pemerintah harus memperhatikan atau memberikan subsisdi untuk rakyat kecil terutama untuk ekonomi menengah ke bawah dan kalau bisa cicilan perbankan atau leasing juga ada keringanan," ujarnya.
Sementara itu pekerja Ojol lainnya bernama Dimas sepakat jika pemerintah harus menerapkan lockdown, meskipun dirinya tidak narik ojek.
"Meskipun uang pendapatan harian saya dan cuma satu-satunya dari Ojol, kalau saya sepakat jika pemerintah mengharuskan lockdown, karena dengan kondisi yang seperti sekarang saja saya sudah 4 hari tidak ngojek," buka Dimas.
Senada dengan Bismo, jika lockdown diberlakukan Dimas juga berharap kepada pemerintah harus memikirkan rakyat kecil.
"Kalau lockdown pemerintah harus bisa kontrol stock pangan harus diperhatikan ketersediannya, jangan sampai orang kaya malah tidak peduli dengan yang membutuhkan, sehingga yang miskin malah tidak kebagian karena keserakahan yang kaya," kata Dimas.(federaloil.co.id)