Konsep 6 Ruas Jalan Tol, Apakah Solusi Kemacetan DKI? (bagian 3)
Achmad Gani Ghazali, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum mengatakan tetap akan menjalankan proyek pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota meski menuai banyak protes.
“Pada dasarnya pembangunan tol ini perlu dilakukan, karena jumlah jaringan jalan di Jakarta mengalami inefisiensi. Harus disadari, jalan di kita itu kurang, inefisiensi. Dalam rangka meningkatkan itu, kita harus bangun jalan. Salah satu konsepnya itu jalan tol,” tutur Gani.
Walaupun banyak yang beranggapan pembangunan jalan tol ini akan memicu semakin membludaknya kendaraan pribadi, Gani menganggap alasan itu tidak rasional. Pasalnya, pemicu membludaknya kendaraan pribadi adalah daya beli masyarakat yang semakin tinggi.
“Kita lihat dulu konteks penolakannya seperti apa. Kalau soal banyaknya kendaraan pribadi itu tergantung sama daya beli masyarakat. Kalau dibilang memanjakan para pengendara kendaraan pribadi itu nggak juga. Karena di jalan tol itu ada busway (Transjakarta) juga,” papar Gani.
Pernyataan Gani, diamini Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Pekerjaan Umum, Waskita Pandu bahwa saat ini, pertumbuhan jaringan jalan di Jakarta hanya mencapai 0,01% per tahun. Sedang pertumbuhan kendaraan mencapai 9% per tahun.
“Beberapa tahun ini relatif sangat kecil penambahannya. Panjang jalan kita 7.208 km, hanya 6% dari luas wilayah. Idealnya sampai 12%. Bahkan kota lain ada sampai 25%. Sekarang ada swasta yang mau bangun jalan, kenapa nggak kita tangkap,” ungkap Pandu.